Selasa, 14 April 2015

Wae Rebo: Beauty from the East

Flores. Rasanya selalu memanggil-manggil saya untuk kembali. Kembali mengagumi alamnya yang memesona, yang keindahannya tak pernah habis untuk dijelajah. Flores. Sebuah tempat pengaduan, tempat yang telah mengikis rasa sakit di hati ini, eaaaak.. Almost a year ago, yeah! Dan tahun ini saya kembali lagi ke tanah penuh pesona Flores membawa sebuah mimpi di pundak saya..

Terisolasi di atas ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, dibalik pegunungan dan lebatnya hutan, disanalah desa adat kuno Manggarai dengan 7 rumah berbentuk kerucut berdiri menghipnotis setiap orang yang melihatnya. Termasuk menghipnotis saya ketika melihat potret desa ini lewat google kira2 tahun lalu. Sejak itu, keinginan untuk menginjakkan kaki di desa itu telah merasuki jiwa saya! "Wae Rebo.. Wae Rebo..Wae Rebo.. that's what the beauty name is..."saya melafalkannya layak mantra. Dan bimsalabiiim.....


Cukup dengan bahasa sok puitis hahaha.. Saya akan berbagi cerita perjalanan meraih mimpi saya, sebuah perjalanan panjang menguras tenaga, penuh rintangan, tantangan, but swear babe.. never in your lifetime..ever..would there be any regrets cause you're doing it.

22 Februari 2015
Karna adanya miskomunikasi antara saya dan mas2 yg bookingin tiket konsesi, maka dengan berat hati saya harus ngeluarin kocek lebih untuk booking airline tetangga..hahaha FYI saya mendapatkan tiket 2 hari sebelum hari keberangkatan. 22 Februari, saya baru saja menyelesaikan tugas negara, mengantarkan jemaah Umrah dari Jeddah pulang ke Indonesia hehehe. Malamnya, saya berangkat menuju terminal 3 bandara Soekarno Hatta, disana pesawat QZ 7534 akan menerbangkan saya ke Denpasar. FYI lagi, di tengah jalan saya sadar KTP saya ketinggalan hahaha Blessed me, saya menemukan fotokopi KTP satu-satunya di dompet saya, pheewww -_-
Setibanya di Denpasar, saya memilih bermalam di hotel dekat Bandara. Pesawat IW 1888 ke Labuan Bajo dijadwalkan berangkat besok Pkl.09.10.

23 Februari 2015
Won't believe me kalo saya missed the alarm dan bangun Pkl.08.10 HAHAHA I kept saying 'damn' tapi berhasil beres2 dlm waktu 5 menit tanpa mandi ;p Seorang ksatria bermotor alias mas receptionist menawarkan diri mengantar saya ke bandara dengan kecepatan di atas rata2 hahahaa. Daaaan Pkl.08.40 saya berada dalam antrian cek in yang panjang, congratulations prok prok prok. Begitu tiba giliran saya, what a surprise, rasanya kayak mau nonjok orang, abis nonjok rasanya mau pingsan aja, "Mbak, pesawat IW 1888 dicancel karna gak ada ijin terbang" congratulations prok prok prok HA-HA-HA
Singkat cerita, dengan semangat yang tak padam dan kesabaran ekstra, saya akhirnya mendarat di Labuan Bajo kira2 pkl. 14.00. Thank God!


Jangan sedih, karna saya masih harus menempuh perjalanan darat 6 sampai 7 jam menuju Desa Denge/Dintor. Saya gak  sedih, yeaaahh! karna perjalanan ini disuguhi bentang alam yang spektakuler yang dijamin bikin melek walaupun kurang tidur. 2 jam pertama, jalannya masih woles2 aja, jalan bagus, lebar, 2 jalur bahkan 3 mobil berjejer bisa aja. Jalan ini namanya Flores Highway.
4 sampai 5 jam yang tersisa, bersiap-siaplah digonjang-ganjingkan oleh jalan 1 arah yang kurang woles. Buuuuuuttt..since I do always love the forest, then I enjoyed the road so much! Karna balik lagi, pemandangannya itu lhoooo..aaaaaagghh! Buka kaca jendela kamu, dan bernyanyilah bersama alam..eaaaakkk


Saya tiba di Wae Rebo Lodge milik Pak Martin kira2 Pkl 20.30. Wae Rebo Lodge ini berada di pinggir sawah, yang menurut saya menjadi nilai lebih dibanding homestay Pak Blasius. Tapi homestay Pak Blasius sendiri berada di dekat start point trekking, sedangkan dari Wae Rebo Lodge kita harus berkendara kurang lebih 10-15 menit menuju start point. The choice is yours :)
Listrik disini masih menggunakan genset, sedih ya? Pkl.22.00, hanya bulan dan bintang yang menerangi malam saya yang 'kepanasan' waktu itu, hehehe


24 Februari 2015
Pkl.03.00 saya berangkat bersama 3 orang teman saya, dan 1 guide lokal bernama Marcus. Kami berkendara menuju start point, dan Pkl.03.30 memulai perjalanan trekking meraih mimpi. Perjalanan diawali dengan jalanan yang katanya mau diaspal, sehingga yang kami lewati masih berupa jalan bebatuan dan kurang lebih bisa membuat kaki keseleo. Ouch. Setelah jalan bebatuan, perjalanan mendaki yang sesungguuhnya dimulai..wooossshaa! Karna masih gelap maka saya tidak melihat banyak hal, pun hal-hal yang tidak ingin saya lihat. Walaupun kata teman saya yang bisa melihat hal-hal 'itu' , selama trekking saya diikuti oleh 'mereka' karna saya dianggap menarik. Hahaha. Apa coba yang menarik?! Mungkin karna saya sering teriak2 dan bernyanyi bersama alam..dudududu...

Karna Wae Rebo letaknya diatas pegunungan, di balik lembah, maka pertama-tama kita akan mendaki lalu turun lagi. Kami tiba di Pos Ponco Roko kira2 setelah trekking selama dua setengah jam. Jujur aja, saya jatuh cinta dengan pemandangan dari pos ini. Hutan, pegunungan berada tepat sejajar dengan eye level saya, dan hey saya sedang berada di tengah2 hutan, di atas pegunungan!



Setengah jam kemudian, terlihat pos terakhir berupa rumah panggung kayu dan dari situuuuu...kalo kamu mau nangis bisa disitu aja hahaha..

saaaaay hiiiii ^^
Setibanya di Wae Rebo, kita belum boleh mengambil foto atau video. Kita harus mengikuti upacara adat penyambutan oleh kepala adat, Pak Rafael. Upacara adat ini bertujuan untuk meminta izin kepada nenek moyang Wae Rebo akan kehadiran kami di Wae Rebo juga meminta perlindungan nenek moyang sekiranya kami dijaga sampai tiba di rumah dengan selamat.


Setelah selesai mengikuti upacara, ada perasaan mengharu biru..eaakk..I can't believe I can make it this far :D Saya anak Wae Reboooooooo...horeeeeee! ^^

Fix, saya telah jatuh cinta dengan keindahan Wae Rebo, bahkan saya memiliki impian untuk mengambil foto pre wedding saya disana, hehe ;p
 Rumah adat di Wae Rebo berjumlah 7, berbentuk seperti kerucut berbahan daun lontar, namanya Mbaru Niang. Beberapa telah direnovasi kembali karna kondisi rumah yang telah rusak. Rumah ini telah diwariskan dari 100 tahun yang lalu oleh pendiri pertama yang diyakini bernama Empo Maro. Hingga saat ini, warga yang tinggal di Wae Rebo adalah generasi ke-19. FYI, salah satu rumah dijadikan guest house untuk tourist yang ingin bermalam. Rumah ini bisa menampung sampai 20 orang, pretty big right?!


Menurut cerita, nenek moyang orang Wae Rebo adalah orang Minangkabau.
Karna terisolasi di balik lembah, maka penduduk Wae Rebo sedikit terasing dari peradaban juga pendidikan dan kesehatan. Beberapa anak yang bersekolah harus tinggal di kampung bawah.
Dan karna keterbatasan sumber daya alam, terkadang warga harus turun mengambil kebutuhan dan kembali lagi sambil membawa sesuatu seberat 15kg. What a life!



Jangan dikira orang Wae Rebo tidak ramah, disini kalian akan menemukan keramahan yang sesungguhnya. Bahkan saking ramahnya, mereka menyodorkan tangan mereka dan memperkenalkan nama. Hal sama terjadi ketika kami berpapasan dengan beberapa warga pada saat turun.


wajib foto dari sini :D
Sekali lagi, dalam setiap catatan perjalanan saya, selalu berbenturan dengan keterbatasan waktu, maka keinginan saya untuk bermalam di Wae Rebo tidak dapat diwujudkan. T^T
Hari itu juga, saya turun berjalan kaki selama 4 jam. Total 8 jam dalam hari yang sama. Sangat melelahkan? Ya, no doubt. Tapi rasa lelah kalian akan terbayar dengan keindahan Wae Rebo yang so ancient and majestic. All good things never come easy, right? Sekali lagi, tidak ada perjalanan yang sia-sia dalam hidup ini.

Perjalanan dilanjutkan 6-7 jam kembali ke Labuan Bajo. Hari itu, saya tiba Pkl.02.30 pagi dan bermalam di salah satu hotel di Labuan Bajo.

25 Februari 2015
Saya pulang dengan pesawat IW 1889 LBJ-DPS dan QZ 7511 DPS-CGK di tgl 26 Februari.

Kira-kira ditotal ada 19 negara yang telah berkunjung ke Wae Rebo, dan kebanyakan turis yang berkunjung adalah turis mancanegara. Lagi-lagi kita harus mendengar kekayaan alam kita dari orang luar. What a shame! Mungkin kita terlalu sibuk merencanakan perjalanan ke luar negeri, sampai lupa apa yang ada di depan mata kita.. Tidak ada salahnya mencari pengalaman travelling baru di luar negeri tapi yang ingin saya katakan adalah kenalilah kekayaan negeri kamu. Sehingga waktu ditanya bule dan pakle tentang destinasi Indonesia, tak selamanya yg kamu jawab itu Bali lagi Bali lagi, ya gak? Hehee.. Jadilah frontliner, ambasador, agen, -atau apapun namanya itu- parawisata Indonesia dimanapun kamu berada :')

SAYA CINTA INDONESIA, KAMU?

 

  • Tiket pesawat CGK-DPS-LBJ-DPS-CGK seharga Rp.2.500.000
  • Sewa mobil Rp.800.000/hari, silakan hubungi teman saya Mas Jeffry di 081236989982. Mas Jeffry juga bisa menjadi guide ke Wae Rebo
  • Wae Rebo Lodge Rp.500.000/kamar untuk 3 orang, harga sewaktu-waktu bisa berubah.
  • Upacara adat Rp.20.000/orang
  • Bermalam Rp.325.000/orang/malam, tidak bermalam cukup membayar Rp. 200.000
  • Tidak ada sinyal hp di Wae Rebo Lodge, sehingga tidak ada cara lain untuk booking selain datang langsung.
  • Listrik menggunakan genset dan malam hari akan dimatikan. Pastikan cadangan baterai memadai hehehe
  • Mendakilah dengan semangat 'bersama kita bisa" Saling jaga dan saling care satu sama yang lain. Berjalan meninggalkan teman itu gak asik!
  • Jangan lupa membawa buku untuk didonasikan di taman baca
  • Siap capek, siap 1 bodi nyut2an, siap panas, siap iteeeem! Di atas segalanya, siap2 terpesonaaaaa ^^

If you can dream it, you can do it -Walt Disney-

eflavelait!





Senin, 09 Februari 2015

Ora Beach: Definetely my definition of Para(h)-para(h)dise!

"You kidding me? This kinda place really exists di Bumi Indonesia?"

Itu kira-kira first thought that came to my mind ketika melihat langsung Mahakarya Tuhan ini yang tersembunyi di balik pegunungan yang megah. Tempat ini benar-benar soooooo hidden that will make you feel soooooo lost. Guys, this is serious! tempat ini langsung membuat saya ingin meneriakkan ke telinga kalian bahwa kalian gak perlu jauh-jauh ke Maldives atau ke Bora-Bora. Cukup melipir ke sisi utara Pulau Seram di Maluku Tengah, tepatnya di Teluk Sawai dan kalian akan merasakan sensasi yang for me it's undescribeable :') Terkadang membuat saya ingin menangis kalo mengingat lagi keindahan Ora yang bagaikan surga. #BukanLebay ^^v

Let's get lost!

26 Desember 2014
Saya berangkat dari Makassar karena hari sebelumnya saya merayakan natal bersama keluarga di Manado. Pesawat GA 640 berangkat dari Jakarta Pkl.23.45WIB dan transit di Makassar. Dari Makassar pesawat take off Pkl.04.00 dan tiba di Ambon Pkl.06.50 WIT.
Saya dan Mba Nenza dijemput Pak Aziz, salah satu karyawan Pak Alvin (pemilik Ora Beach Resort), dan langsung diantar ke Pelabuhan Tulehu kira2 perjalanan 30 menit dari Bandara ke Pelabuhan.
Well, ini enaknya kalo kita sudah melakukan reservasi perjalanan, kitanya tinggal bawa diri, semuanya sudah diatur hehehe. Like I said, I travel with backpack but I'm not a backpacker, travelling saya tetap ala Koper ;p

 Kapal Cantika Express akan membawa kita dari Pelabuhan Tulehu ke Pelabuhan Amahai, Masohi di Pulau Seram. Perjalanan memakan waktu kira-kira 2 jam. Dan waktu itu kapal yang seharusnya berangkat pukul 09.00 harus mengalami keterlambatan hingga Pkl.10.00 menunggu bahan bakar dari mobil Pertamina. Fiuuhh. Kami sudah standby di kapal dari Pkl.08.00. Maka sangat disarankan untuk kalian membawa cemilan cepuluh cebelas biar gak mati gaya disaat2 seperti ini. Kalo gak bawa pun, di kapal ini Ibu2 yang jualan snack sama popmie bebas berseliweran di kapal sebelum kapal berangkat. (kayaknya sih yang gak punya tiket pun bebas berseliweran haaaah) Kami dibookingkan tiket kelas VIP seharga Rp.225.000 dan gak usah membayangkan VIP yang bener2 VIP hahaha. Udah ada AC dan kursi yang lumayan nyaman pun sudah bersyukur.

Setibanya di Pelabuhan Amahai, kami dijemput Pak Fredi (kalo gak salah inget sih namanya hehe) , masih pegawainya Pak Alvin. Dan barulah disini perjalanan yg sesungguhnya dimulai. To me, it was so exciting karna perjalanan dari Amahai ke Desa Saleman (desa terdekat ke Ora) adalah perjalanan 2 jam menembus hutan belantara, perjalanan mendaki gunung lewati lembah kayak Ninja Hatori hahaha. Perjalanan yang bakal bikin mabok buat kalian yang gak tahan jalanan berkelok-kelok, naik-turun, dan beberapa titik harus digonjang-ganjingkan karna jalanan rusak. But above all, itu perjalanan yang keren, yang memanjakan mata, yang menyentuh hati, yang....yang....lama-lama bikin tidur pules hahahaa...

Tiba di Desa Saleman, kami masih harus menaiki kapal kecil kira2 5 menit tiba di Ora Resort.
Aaaaaaand there He is.... Little Maldives in Maluku! Couldn't believe, pictures yang biasanya saya lihat lewat internet, sekarang terlihat begitu nyata di depan mata saya. Surga yang tersembunyi, gak heran di beberapa blog orang dituliskan demikian. This is really heaven on earth!


Kami tiba Pkl. 16.00 , kebayang ini adalah perjalanan dari jam 4 pagi sampai 4 sore. All good things never comes easy, right? Segala jerih payah, rasa capek, rasa kantuk, rasa lapar, terbayar sama keindahan yang disuguhkan Pantai Ora dengan lanskap Taman Nasional Manusela dibelakangnya.
This describes me a Paradise. A perfect combination of greens and blues, mountain and beach, trees and sands and corals pastinya yang keliatan jelas las las banget. Corals everywhere, like even dari garis pantai ke 1 meter udah banyak coralnya. Uhlalaaah!




Blessed us, kami yang tadinya cuma kebagian 1 malam di cottage laut, bisa dapet tambahan 2 malam karena ada rombongan yang membatalkan kedatangannya hehehe. Dan kalian yang pengen datang kesini HARUS..HARUS BANGET merasakan sensasi tidur di atas kamar laut. Disarankan untuk booking jauh-jauh hari biar kebagian cottage laut, khususnya pada saat Peak Season seperti saya waktu itu.

27 Desember 2014
Pagi itu Pkl.06.30 masih berasa kayak di mimpi. Kayak gak percaya bahwa saya lagi terdampar di tempat yang pesonanya pecaaaaahh. Walaupun sinyal provider Telkomsel (satu2nya provider yang mencapai tempat ini) hanya berupa 1 batang Edge, believe me you won't need your gadget for autis2an di media sosial. Cukup nikmatin moment lost kalian di remote place ini. Aaaaaaaahhhh rasanya pengen balik lagi :')

Tur hari pertama ini, saya diantar Pak Iqbal (masih pegawai Pak Alvin) menggunakan boat ke Tebing Air Batu/Hatupiyah. Perjalanan ke Tebing pun saya disuguhi pemandangan pegunungan yang bikin saya gak berhenti teriak2, "woowww keren" "gilaaa" "pecaaaahh" "oh myyyy!!" dan terkadang saya menyanyi "How Great Is Our God" atau tiba menyanyi "Amazing Grace" hahahaa
Di tebing air batu, saya berlama-lamaan snorkeling, menikmati keindahan bawah laut. Ikan. Coral. Ikan. Coral. Ikan. Coral. Ouch. Aw. Kaki saya gak sengaja kena coral, maaaf coral :'(


Selesai snorkeling, saya lanjut ke Mata Air Belanda. Dinamakan demikian karna yang nemu adalah orang Belanda. Dan percayalah airnya dingin enaaaaaaak karna air ini berasal dari pegunungan. Ditempat ini air dari gunung dan air di laut dipertemukan. Jadi ada titik dimana kalian akan merasakan perbedaan temperatur air.

*abaikan ekspresi muka :D*



Setelah jam makan siang, saya meminta diantarkan ke puncak salah satu tebing batu untuk melihat pemandangan dari atas. Pretty cool :) Lumayan bikin ngos-ngosan, 30 menit mendaki.

28 Desember 2014
Kami bangun agak telat hari itu, hampir Pkl.09.00 ^^ Hal pertama yang selalu saya lakukan pagi2 adalah berlari ke teras depan dan teriak2, dilanjutkan lari ke teras belakang masih dengan acara teriak2 kemudian disambung foto2 pastinya :D


Pagi itu, kami bersantai ria di Pantai. Gak lupa, melakukan kegiatan main stream disini. Naik perahu katinting dan mendayung...huh..hah..huh.hah. Sambil nyanyi2 ala naik perahu di Venice hahaha
Setelah itu, menikmati acara snorkeling di sekitar pantai.

Setelah jam makan siang, kami berencana ke Desa Sawai, Pulau Raja dan Pulau Kelelewar. Tapi apa daya air laut menuju Pulau Raja dan Pulau Kelelewar sedang dangkal sehingga kami dengan boat tidak bisa lewat. FYI, ada sebuah goa di dekat Tebing Air Batu yang menurut Pak Ikbal tempatnya keren buat foto hehehe.. Dan karna untuk menuju goa ini dibutuhkan skill menyelam menahan nafas maka saya menyerah untuk satu ini hehehe. Ditambah ombak hari itu lagi ganas2nya, percayalah hahahaha...
So, here's things we did that day. Another snorkeling, another jepret2 moment. And walking at the coast line menuju Pantai Ora.

Malam terakhir itu terasa menyiksa hiks. Harus menerima kenyataan bahwa kami harus menyudahi moment lost di surga yang tersembunyi ini. :'( Harus menerima kenyataan bahwa ini malam terakhir saya tidur dengan efek dramatis curtain yang diterpa angin, ditemani suara debur ombak yang memecah keheningan. Harus menerima kenyataan bahwa besok pagi saya gak akan sempat lari ke teras depan, mendapati diri saya merasa incredibly amazed to see the beauty scenery of majestic mountain, cliffs, crystal clear water, white sandy beach, fish and corals. Harus menerima kenyataan bahwa orang2 disini gak akan lagi mendengar saya lari2 di teras belakang sambil teriak2 hahaha :'( Well, but memory last forever. Kenangan itu tetap akan ada di hati saya, di ingatan saya dan gak akan pernah kehilangan burning passion di bibir saya untuk berbagi cerita for those who are curios about Ora or for those who doesn't even know what Ora is.


29 Desember 2014
Kami berangkat dari cottage Pkl.05.00 dini hari, karna kapal Cantika Express berangkat dari pelabuhan Amahai Pkl.08.00 dan pesawat kami GA 647 berangkat dari Ambon ke Jakarta Pkl.14.40.
Well, kalau ada kesempatan lain untuk kembali, saya akan kembali! Mungkin next time, dengan pasangan hidup saya. Amin hehehe..

Jadi teman, jangan mikir 2x lagi buat kesini. Why spending lots of money untuk pergi ke Maldives atau Bora2? Indonesia itu cukup kaya, eh gak, Indonesia itu KAYA BANGET! It is a home of countless stunning beaches, a home of magnificent mountains, bahkan salah satu paru2 dunia ada di Hutan Kalimantan. Ora Beach hanyalah salah satu tiny paradise. Sure you can find lots within those 17.000 islands. Just keep digging information untuk mengenal kekayaan alam Tanah Air kamu dari ujung Barat Pulau Sabang sampe ke Ujung Timur Merauke. Gak akan kehabisan destinasi wisata, dijamin! Saya pribadi telah jatuh cinta sangat berat kepada 'kegantengan' alam Indonesia dan I have crossed my heart bahwa saya gak akan berhenti menjelajahi Pesona Indonesia ini sampai tiba pada saat -waktu- akan memaksa saya untuk berhenti ;')

PACK YOUR BAG AND TRAVEL ACROSS INDONESIA'S ARCHIPELAGO

SAYA CINTA INDONESIA, KAMU?

  • Saya sarankan untuk langsung menghubungi Pak Alvin di 081333633338 atau email ke orabeachresort@yahoo.com ketimbang menghubungi travel agent ^^V Karna Pak Alvin bisa mengarrange semuanya mulai dari penjemputan di Bandara Pattimura sampai tiba di Ora. Harga yg ditawarkan ada yg berupa paket, sudah termasuk transportasi Ambon-Ora, menginap di kamar laut / gantung/ darat, paket tour one day ke Tebing Air Batu dan Mata Air Belanda. 
  • Paket saya waktu itu 4D3N untuk 2 orang di kamar laut, harga paket Rp.7.100.000. So each of us paid Rp.3.550.000
  • Cantika Express Tulehu - Amahai berangkat jam 9 pagi dan 3 sore. Amahai-Tulehu berangkat jam 8 pagi dan 2 siang. Tiket VIP Rp.225.000/orang
  • FYI, sampe akhir tahun kemarin, listrik dari PLN belum menyentuh Ora, bahkan desa Saleman. Jadi di Ora, listrik dari generator power akan menyala pada jam 6 sore sampai 6 pagi. Selanjutnya ya metoong hehehe. Kabar terakhir yg saya dapat, instalasi listrik sudah dipasang di Desa Saleman, tinggal dinyalain aja. Gitu sih katanya. Tapi di Ora teteeeup pake GenSet.
  •  Beli kartu telkomsel buat telpon atau sms, sekedar kasih kabar buat orang rumah kalo kalian baik2 saja disana hehehe
  • Kalo punya alat snorkeling sendiri, mending bawa. Atau mending beli sebelum kesini.
  • Kesini jangan sendiri ya, minimal berdua, ya kalo sendiri..kasian aja sih. Tempatnya honeymoon-oriented banget sampe2 saya dikirain lesbiola sama temen saya :( BHAY!

Minggu, 21 September 2014

Loksado: Not even Venice could seize my heart from this :p


Well this might sounds LEBAY, but yeeeessss not even Venice could seize my heart from this hehe :p I don't know, looking at this picture makes me having random thought of boating the canal of Venice. These two memang dua hal yg berbeda sih. Kalau di Venice, pemandangannya rumah2 ala Europe gitu, which is soo modern and maybe romantical ya. Kalau disini; Loksado...kalian akan menyusuri Sungai Amendit yg dihiasi bebatuan, airnya jernih dan sembriwiiing hehe dinginnya wuenaakk, sambil menikmati pemandangan spektakuler hutan Pegunungan Meratus. Di pinggir sungai juga terdapat beberapa rumah penduduk yang sangat sederhana (hanya beberapa dan bisa dihitung kog, jangan ngebayangin rumah2 ala pinggir sungai di Jakarta. Totally different!) Aktifitas penduduk seperti mencuci dan mandi juga jadi pemandangan seru kog hahahaha Yang membuat perjalanan menyusuri sungai ini sangat berbeda dan sensasinya luar biasa emejing adalah.... kita gak duduk di atas perahu kayu atau perahu karet tapi di atas rakitan bambu. Cool huh!

Let's get wet :D

-19 September 2014-
GA 536 membawa saya ke Banjarmasin, tiba Pkl 21.25. Surprisingly, two of my -bolang- friends were my passengers that night. Aahhh it feels great when you have friends to travel with. So I took them with me :D

-20 September 2014-
We did have lots of chit-chat that night sambil menunggu mobil sewaan kami datang jam 3 dini hari. Jadilah kami gak tidur sama sekali hehehe..

Banyak di antara kalian pasti gak tau Loksado itu apa dan dimana. Saya sendiri mendapat inspirasi dari instagram idola basket jaman dahulu kala saya Denny Sumargo hehe v
Loksado adalah sebuah desa di Kab. Hulu Sungai Selatan yang beribukotakan Kandangan. Perjalanan dari Banjarmasin ke Kandangan sekitar 133KM dan dari Kandangan ke Loksado masih sekitar 38KM. Kira2 3 sampai 4 jam perjalanan akan kalian tempuh untuk bisa sampai disini.
Saya terbangun saat dunia disekitar saya mulai sedikit terang dan terkejut dengan megahnya pegunungan di samping kiri kanan saya. Waw! Pegunungan Meratus dan hutan tropis ala Kalimantan menjadi sebuah panorama yang membuat saya merinding.
Dan salut yaaak sama mereka -Suku Dayak Meratus- yang tinggal di daerah terpencil ini 
 *prokprokprok*


Kira2 Pkl 06.15 kami tiba di Loksado. What an early, quite and super cold morning! ^^ Kami berhenti di dermaga dan memutuskan untuk memberi makan naga di perut kami dulu hahaha Kami langsung disambut sama Pak RT yg punya warung sekaligus yg menjadi tempat kami sewa bamboo rafting.



Pkl 07.00 kami memulai Bamboo Rafting atau dalam bahasa lokal disebut Balanting Paring (rakit bambu) Kata Pak RT, perjalanan yg biasanya 2 jam kali ini bakal jadi 3 jam (dan kenyataannya menjadi 3 stgh jam) dikarenakan pagi hari arus sungai gak begitu kencang dan volume air dangkal. Dan karna itu juga, kami harus menyewa 2 rakit bambu.
1 rakitan bambu terdiri dari kira2 16 batang bambu yang diikat menjadi satu kesatuan memakai kulit bambu muda *saya jadi inget Man Woman Wild di Discovery Channel pas mereka buat rakitan kayu untuk menyusuri Sungai Amazon hehehe*

Awal mula rakit bambu ini sebenarnya dari petani jaman dulu yg menyusuri sungai selama 2 hari menuju Kandangan untuk menjual bambu dan hasil pertanian lainnya.
Bamboo rafting di nahkodahi oleh seorang joki -superman-. Kenapa superman? Coba bayangkan aja selama 3 jam lebih berdiri menjaga keseimbangan dan mengarahkan rakit bambu dengan sebuah galah - angkat galah, tancapkan ke dasar sungai,dorong ke belakang pake otot, kadang di dorongnya pake acara lari kecil - Kiri kanan kiri kiri kanan lagi yak yak lurus aja *tukang parkir keleeuss hehehe* Kalau ketemu arus yg kecil, kadang rakit bambu berbenturan dengan batu dan membuat rakit stucked, nah Mr.Superman harus menarik dan mengangkat rakit pake otot lagi hahaha. Kalo ketemu arus yg kenceng, ini bagian seru buat saya hehe.. karna rakit akan melaju kencang, kita bakal basah2an deh, dan kita harus pegangan kalo gak mau masuk ke air dengan cara yg tidak terhormat hahaha
Selain karna menggunakan bambu, what makes this rafting soo stunning, adalah pemandangan yg sudah saya bilang tadi. Lanskap alam yg megah dan asri, sooo green ^^

Ketika rakit bambu berada di kedalaman air yg dalam dan arusnya tenang, nah baru kalian boleh lah masuk ke air dgn cara yg terhormat hehehe berhubung saya gak bisa berenang kalo gak nyentuh dasar, maka saya gak mengambil kesempatan itu v
Yg saya lakukan ketika menjumpai arus yg tenang adalah menggantikan Mr.Superman mengarahkan rakit bambu. Hail yeaaahh! Saya sebenarnya gak yakin saya punya otot buat ini hahaa but taking that first in a life time experience, why not?! Alhasil hanya sekitar 5 menit saya mampu bertahan, beraaaat meeen! *mending suruh saya masukin 1000 main dish dalam trolley makanan aja hehehe :p*



Kami berhasil sampai di hilir Pkl 10.30 dan sudah ditunggu kendaraan sewaan kami. Jarak dari dermaga ke titik finish sekitar 12KM (setengah jam perjalanan menggunakan mobil/motor) kalo gak salah namanya Desa Tanuhi. Nah kalo gak punya kendaraan pribadi buat jemput di hilir, sini ada tukang ojek yg siap mengantar balik ke dermaga.
Karna keterbatasan waktu dari masing2 kami, maka kami gak sempat berkunjung ke beberapa objek wisata lainnya, seperti Air Terjun Haratai yg bisa ditempuh dengan trekking 2 jam (atau naik ojek), beberapa Air Terjun lainnya, ke Balai Suku Dayak di Desa Haratai dan Desa Malaris, Permandian Air Panas Tanuhi dan lainnya.
Saatnya kami pulang ke Banjarmasin, tapi sebelum itu, kami mencari makan siang karna naga yang tadi..sudah kelaparan lagi hahaha.. Kami tiba di BDJ sekitar Pkl 15.30 ^^ Puji Tuhan untuk penyertaanNya buat kami :)

So, between Venice *lhooo Venice lagi hahah* and Loksado, surely my heart would go for Loksado :p Karena buat saya, anything about pedalaman Indonesia is adorable :) Berada di sekitar jantung Pegunungan Meratus, merasakan sensasi the famous -one and only- Indonesia's bamboo rafting di Sungai Amendit yang membelah lebatnya hutan... telah menghanyutkan hati saya *eaaaakk*

Terimakasih Tuhan, beautiful is what You create! :D
Terimakasih Indonesia..never ceased to amaze me :')
Terimakasih Icang dan Oxky; kedua partner bolang yg sering nemenin jalan2 di luar negeri, sekarang nemenin saya meraih mimpi di pedalaman Kalimantan Selatan :)
And thank you kak Denny Sumargo for your pictures of Loksado in instagram have encouraged me and brought me to the stunning Loksado ^^

SAYA CINTA INDONESIA, KAMU?
  •  Kami memakai jasa Permata Taxi dengan tarif sewa mobil + driver Rp 550.000/12 jam , lebih dari 12 jam biaya tambahan Rp 50.000/jam. (Mobil Xenia) Silakan hubungi Pak Mamun 081251178292 atau Pak Mardha (driver kami) 085246681090
  • Bensin Rp 200.000
  • Sewa bamboo rafting Rp.250.000/rakit. Kami sewa 2 jadi Rp.500.000. Silakan hubungi Pak Amli 085245595625 untuk ketersediaan rakit dan untuk home stay kalau kalian mau menginap disana.
  • Makan pagi ala kadarnya Rp.30.000 buat ber 4
  • Makan siang ala kelaperan Rp.140.000 buat ber 4 ^^

eflavelait!

Kamis, 18 September 2014

Ende: a cure to brokenhearted

Ende. Sudah pernah dengar tentang tempat ini? Kebanyakan teman-teman saya gak tahu Ende itu dimana dan ada apa disana, sampai saya bercerita tentang petualangan saya ini dan mereka ingat tentang pelajaran Danau 3 Warna di buku geografi hehehe.. Alasan saya pengen kesini sebenarnya penasaran sama Gunung Kelimutu yang ada danau 3 warnanya.
Yuukk mari!

- 4 Juni 2014 -
Dari Labuan Bajo, I had my last extraordinary breakfast bersama Mas Jefry dan 3 awak kapal lainnya. Sedih rasanya meninggalkan orang2 baik ini, semua sayang saya sampai2 tadi malam mereka gak pulang ke rumah demi menjaga saya yang tidur di kapal ^^*hug*


 
Saya diantar Mas Jefry ke bandara, kali ini pake mobil.. Saya mampir dulu di toko oleh2 -saya lupa namanya- letaknya dekat bangeeeeeeet sama bandara jadi jangan khawatir kalo mau mampir walaupun waktunya mepet. Karna saya gak ada baju lagi, akhirnya saya beli yang ada tulisan komodo2nya hehe
Pkl.09.10 masih dengan pesawat Explore Jet baling2 bambu yang menurut saya sangat keren itu, GA 4026 membawa saya terbang ke Ende. Perjalanannya singkat aja 30 menit :D Karna pesawat ini terbang gak terlalu tinggi, sooooo I bet you'll extremely enjoy the view down there. So blue, so green, so brown, soooo on deh ^^


Saya tiba di Bandara H.Hasan Aboeroesman Ende Pkl.09.50. Disana saya sudah ditunggu sama Mas Jonathan (teman Mas Jefry) dan saya langsung dibawa ke Rumah Pengasingan Bung Karno yang letaknya gak jauh dari bandara.

Disini, Soekarno diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1934-1938 sebagai tahanan politik. Rumah ini menjadi saksi sejarah penting perjalanan proklamator RI, Bung Karno bersama dengan istrinya, Inggrit Ganarsih, mertuanya Ibu Amsih dan dua anak angkatnya Ratna dan Kartika. Rumah mungil ini dijadikan museum dan sudah direnovasi tahun 2012 atas inisiatif wakil presiden Pak Budiono.
pohon sukun yg asli sudah tumbang karna angin, pohon yg ada sekarang di Lapangan Pancasila itu ditanam lagi pas 17 Agustus 1981
Sekitar 200 meter dari Rumah Pengasingan Bung karno, terdapat sebuah lapangan tempat Bung Karno merenung dibawah pohon sukun. Menurut cerita masyarakat, Bung Karno sering duduk berteduh di bawah pohon sukun tersebut sambil memandangi daun sukun yang bergigi lima buah dan bersudut lima pada setiap sisinya. Di bawah pohon itu Bung Karno merenungkan dasar negara Indonesia yang kelak menjadi Pancasila. Saat itu, Bung Karno menyebutnya sebagai Lima Butir Mutiara.

Kemudian, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Panggajawa (Bluestone Beach) sekitar 20 km arah barat (kira2 30 menit perjalanan). Sesuai namanya Pantai ini dihiasi sama batu2 berwarna hijau/biru tosca. Sejauh mata memandang, pantai ini dipenuhi batu. Kalo saya bawa koper mungkin saya bungkus ini batu2 hehehe abisnya lucu2. Batu2 disini sering dibawa ke Bali dan Surabaya lhooo, penduduk sekitar juga banyak yang jualan batu2 Pantai Panggajawa.

Sudah semakin siang, cacing cacing di perut memanggil-manggil "mama..minta makan.." hehehe saya makan siang apa adanya aja kemudian mampir di tempat penjualan Kain Tenun dan membeli sebuah rompi keren *wuiiihhh* hahaha tapi tau gak kalo rompi motif ini dipake sama anak SD di Ende buat ke sekolah hehehe tapi muat kog di saya ^^v Wrap it!

Mas Jo kemudian membawa saya ke Desa Adat Saga, perjalanannya searah dengan Desa Moni (kaki Gunung Kelimutu) jadi ya sekalian aja cuuuss! Namanya perjalanan ke kaki gunung, pasti berkelok-kelok hehe but I don't mind as long as the view is spectacular..and YES IT IS :D Kali ini viewnya sooooo green! Kalau kalian suka mabok darat, sayang banget sih kalo harus tidur dan melewatkan bentang alam yang suppaaah kuuuul ini hehehe..



Oke, sampai di Desa Adat Saga, saya disambut sama Bapak -i forgot his name- hehe Beliau yg biasanya membawa wisatawan keliling disini. Saya ditanya sama beliau "Ibu dari mana? Presenter tv begitu?" hahaha I burst out a laugh pastinya :D Tapi iya sih saya presenter tv acara -patah hati membawa berkah- *lhooo

Saya menaiki beberapa anak tangga batu daaaaaaaan 
HALLELUJAH
I AM TRULY IN AN AWE guys!  Rumah2 adat yang beratap jerami itu di selimuti sama kabut. Rumahnya berada di bukit-bukit gitu. WOW! Ini kali pertama di hidup saya melihat langsung yang kayak gini. Langsung terbesit sebuah keinginan di hati saya, "SAYA PENGEN PAKE BAJU ADATNYA"





Bapak Carolous dan Ibu ternyata masih saudara sama Bapak -i forgot his name-, jadi saya diijinkan pake baju adat punya Ibu Carolous. yeeeaaayyy^^ (perlu diketahui kalo selama ini gak ada visitor yang diijinkan pake baju adat masyarakat sini maka saya merasa sangat beruntung dan merasa disayang tentunya hihihihi)
Masyarakat Desa Saga sebagian besar adalah buruh kopi. Mereka melakukan perjalanan panjang (masih naik lagi ke atas gunung) dengan bakul2 tempat biji kopi ditaruh diatas kepala. Hebat! Sayangnya, tempat ini masih kalah terkenal sama Desa Wologai, padahal Desa Saga patut dikunjungi juga lhoo...


Saya asyik berlama-lamaan di Desa ini, memandang jauh ke bawah, dari atas bukit berkabut dalam balutan baju adat masyarakat Ende...sungguh kalo gak ada dua bapak disamping saya mungkin saya sudah menangis terharu #bukanlebay #aslitanparekayasa hehehe
You guys have to come and look at this beauty before your own eyes, gak bakal nyesel, I can guarantee :D

Sudah hampir jam 6 sore, dan saya masih harus melanjutkan perjalanan ke Desa Moni di kaki Gunung Kelimutu, tempat saya akan melepas lelah saya sejenak dan mandi cantiiiik (perlu kalian tahu di labuan bajo itu susah air bersih, air bersih yang ada pun kadang kayak lengket2 gitu dan di kapal kalo mau BAK atau BAB pakenya air laut hahaha I knew exactly rasanya kayak apa. Itu membuat saya lebih menghargai air bersih sekarang.)

Dikasih kamar kelewat super,buat seorang diri padahal *hiks* Recommended tapi ^^ Ada air panasnya juga lho!
 - 5 Juni 2014 -
Jam 4 dini hari, saya berangkat dengan mobil menuju Gunung Kelimutu, ceritanya mau sunrise^^ Jarak dari Moni ke pos parkir Kelimutu sekitar 15 km atau 15-20 menit perjalanan. Sampai di tempat parkir, kita masih harus berjalan kaki 12km ke atas gunung kira2 30 menit dalam kondisi yg gelap gulita. So, jangan lupa bawa senter. Jalur treknya berupa tangga yg lumayan panjang, saya gak sempet ngitung ada berapa anak tangganya, ngitung napas aja huh hah huh hah :D

Saya lupa 1 hal, kalau saya bakal lama di atas gunung yg suhunya freezer banget, dan saya pakenya cuma hoodie, jeans 3/4, sama kaos kaki ala2 nutupin tumit doang hahaha *nyaripenyakit* Untung Mas Jo kenal sama ibu2 yg jualan di atas sini. Selain menjual pop mie, teh dan kopi (harga gunung) beliau juga menjual kain tenun khas Ende yg dipinjamkan saya sebentar. Waktu saya tanya harganya, saya hampir pingsan denger ini harganya sejuta hahaha :D Tapi worth it sih cuma budget saya gak cukup lagi kalau mau beli kain ini.


Wisatawannya lagi2 sebagian besar adalah bule dan pakle. Saya hanya bertemu 2 orang wisatawan asal lombok, sepasang suami isteri. Saya berpasangan sama siapa dong?! T^T
Ada Bapak Marcus, juru kunci Gunung Kelimutu yang seneng banget deket2 saya hehehe.. *haduuh*

 Gunung Kelimutu berada di ketinggian 1690m dpl, disini terdapat 3 danau misterius yang warnanya sering berubah-ubah. Danau paling barat bernama Tiwu Ata Mbupu yang berarti ‘danau  jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal’. Danau yang berada ditengah disebut danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai atau ‘danau untuk jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal’. Danau yang paling timur disebut Tiwu Ata Polo atau danau untuk jiwa-jiwa yg selalu melakukan kejahatan’
Sebelum arwah masuk ke salah satu danau, arwah akan menghadap Konde Ratu selaku penjaga pintu masuk di Perekonde. Konde Ratu akan menentukan arwah tersebut masuk ke danau yg mana, tergantung usia dan perbuatannya. Hmmm sounds spooky ya :D

ini tampak atas, keren ya ;0 *mbahgoogle*
 Ada 1 kejadian mistis pagi itu, entah kalian percaya atau tidak..
Jadi waktu itu, kami sudah menunggu 3 jam dari jam 5 sampai jam 8, gunung diselimuti kabut sangaaaaaaaaaaat tebal. Hilang sudah kesempatan kami melihat matahari terbit :( Satu-satunya keinginan terakhir saya dan para tourist adalah melihat ketiga danau menakjubkan ini.
 Lalu Pak Marcus did some magical things! Woaaahhh! Beliau bersiul-siul, melempar rokok sambil memercik-mercikan air kopi, saya gak ngerti juga sih tapi air kopi dan rokok katanya sebagai sesajen untuk Konde Ratu. Beberapa saat kemudian, jeeengjeeng bimsalaaabiim prokprookprook itu kabut perlahan-lahan membuka dan haduuuuhhh I have no perfect words to describe this. Kalian harus datang dan lihat sendiri pokoknya! Saya menulis ini saja, saya merinding membayangkan pemandangan danau waktu itu. God is Great ^^
cuma bisa foto seiprit :/
Seperti tahu kami sudah mendapat kesempatan jeprat jepret, hanya dalam waktu 5 menit dibuka, tiba2 kabut datang lagi dan menutup pemandangan danau... Yaaaaaa :( Bagian horrornya, kami langsung diusir pake HUJAN LEBAT selebat-lebatnya hahaha Konde Ratu bener2 lagi kurang sesajen hari itu hmmm :/ Mau gak mau, kami harus segera turun dan saya masih sibuk foto2 di tengah hujan lebat, masih berharap Konde Ratu membukakan kabut buat saya *heloooo emang saya siapanya hahaha* Haaaahh begitulah, walaupun agak sedikit kecewa, tapi tetap bersyukur saya diijinkan mengintip sedikit saja hehehe


Jadi kalau kalian mau sunrise di Gn.Kelimutu, jangan pelit-pelit ya kasih sesajen ^^v

Mampir ke air terjun Moni :)
Saya mampir ke Air Terjun Moni sebentar, mengobati sedikit rasa kuciwa saya *sedikit aja kog hehehe* Kembali ke homestay, saya bersiap-siap, sarapan pagi dan foto2 sama Ibu -i forgot her name- hehe lalu kembali ke Ende. Di Ende, saya mampir membeli makanan khas Se'i (daging babi panggang) hehehe wuenaaak lho tapi lumayan harga sekilonya.. Pesawat saya ke dari ENE ke DPS Pkl.13.10 dan dari DPS saya kembali ke JKT tiba Pkl.18.55.

Terimakasih Mas Jo yg paham dengan kesendirian saya hahaha, dingin di atas gunung pun kau terjang :p
Terimakasih Ende sudah mengobati hati saya yang banyak plesteran ini hehe v
Pengalaman jalan-jalan sendiri ini telah mengubah kepribadian saya, menggerakan hati saya, membuka mata saya akan keindahan alam, budaya, dan sejarah Indonesia, yang selama ini tertutup sama destinasi2 luar negeri yang kalo dibandingkan sama Indonesia, seriusss gak ada apa-apanya^^ Sekarang, alam bawah sadar saya pun tahu persis Indonesia itu kereeeeennya luar biasa!!! Kalau dulu, saya sangsi mendengar bule bilang "Indonesia is a beautiful country" Kata saya, "apa bagusnya sih" hehehe Sekarang saya tahu persis apa bagusnya ^^ Ngapain jauh2 jalan2 ke luar negeri ketika Negeri kamu sendiri menyediakan keindahan yg Subhanallah ya cetar membahana badai hahaha
Dari sini, saya mulai punya hobi baru, jalan2 ketika saya stay di suatu daerah di Indonesia, tidur bagi saya adalah nomer 2 yg bisa dilakukan dalam perjalanan pergi atau pulang. Jarak bagi saya bukan apa-apa, 3 jam 4 jam 5 jam, selama waktu memungkinkan, ayo kita pergi!
Saya pun jadi punya impian baru, yg saya tulis di profile blog saya "Explore from Sabang to Merauke" and it might take forever to do it but forever is enough than never :")

Ayo teman-teman mulai plan your trip, seorang diri gak apa-apa, ada temannya lebih baik sih hehehe.. Waktu saya jalan-jalan sendiri (dan masih sampai hari ini), yang ada dalam pikiran saya adalah quote ini "The world is full with nice people, if you can't find one, be one :)" dan ini "Fear not for I am with you" Tapi, tetap waspada ya :D

  • Kalau kalian ingin melakukan perjalanan bersama Putri Komodo Tours, which is I highly recommend you take this tour with you, ini kontak Mas Jefry 0812-369-89982 / mykomodo@yahoo.com
  • Waktu itu, saya membayar Rp.5.500.000 untuk paket 3D2N Labuan Bajo dan Ende. All private hehe..Sudah termasuk makan juga. Kalau berdua atau berbanyak mungkin murah ya. Tapi harga yg kalian bayar itu akan sebanding kog dengan perjalanan dan pengalaman yg kalian dapatkan. Gak akan nyesel! Yg nyesel itu menurut saya beli tas harga 10jutaan sampai 50juta hahaha *peace*
  • Untuk alat snorkeling, saya rental di salah satu toko langganan Mas Jefry, hmm harga gak nyampe 100rb pokoknya lupa ^^v saya minjem 2 pasang fins, 2 pasang goggles buat saya dan Mas Jefry.
  •  Tiket pesawat? Saya sudah lupa hitung2annya sih. Karna saya pake tiket konsesi alias gratis dari maskapai saya hehe. Tapi mungkin kalo pake GA, total 4 jutaan vv *maybe ya*
  • Lunch di Ende saya lupa bayar berapa. Kalau mau dianter Mas Jo keliling2 Ende dan sekitarnya, ini kontaknya 0813-394-55868
  • Beli rompi anak SD buat saya gaya2an Rp.100.000
  • Kelimutu Lodge Rp.250.000/malam , dinnernya gratis. breakfastnya bayar Rp.60.000 kalo gak salah inget, dapet nasi goreng buat berdua Mas Jo.
  • Beli pop mie sama teh di atas gunung, saya lupa juga.. hahahah Beli Se'i 2 kg (2x Rp.135.000)
  • Trus jangan lupa ngetip, buat saya itu sama dengan berbagi dengan yg lain sih.. Ngetip 3 awak kapal, mas ranger, mas Jo, bapak guide di desa adat, bapak dan ibu Carolous.
  • Saya keseringan gak ngitung pengeluaran saya hahaha bad habit :D karna saya orangnya boros banget, saya bisa gila kalo ngitung pengeluaran. Btw, saya memang travelling dengan backpack, tapi saya bukan backpacker, travelling saya tetap ala koper *hehehe maaf bukan maksud sombong tapi saya orang yg suka well planned dan well prepared*
Baiklah, sampai jumpa di petualangan saya lainnya yg sudah mengantri panjang untuk dituliskan dalam blog. ^^
SAYA CINTA INDONESIA, KAMU?

eflavelait!